RALS perkirakan laba tahun 2014 tidak lebih dari Rp 400 miliar, targetkan pendapatan 2015 naik 14%-15%
Manajemen Ramayana Lestari Sentosa (RALS) pesimis kinerja tahun 2014 dapat melampaui kinerja perseroan tahun 2013. Rentang waktu antara Lebaran dan efektifnya tahun ajaran baru 2014 hanya sekitar seminggu menyebabkan manajemen pesimis untuk meraup kinerja yang lebih baik dibanding tahun 2013. Pendapatan perseroan hingga akhir tahun 2014 tidak akan melebihi Rp 8 triliun dan laba bersih tidak melebihi Rp 400 miliar. Tahun 2013 RALS meraih penjualan kotor Rp 8,74 triliun. Sementara jika dikurangi dengan beban penjualan konsinyasi sebesar Rp 1,96 triliun, maka total pendapatan RALS tahun 2013 sebesar Rp 6 triliun. Laba kotor dan laba bersih masing-masing Rp 2,14 triliun dan Rp 390,53 miliar. Tekanan ini tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi Indonesia dan kondisi politik belakangan ini yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Sementara segmen konsumen RALS adalah longan ekonomi kelas menengah ke bawah yang sensitif dengan gejolak kondisi makro. RALS tidak memiliki rencana untuk menambah gerai baru tahun 2014 ini. Hal tersebut membuat penetrasi penjualan RALS menjadi kurang kuat. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) menargetkan penjualan tahun 2015 tumbuh 14%-15%. Kondisi ekonomi tahun 2015 yang diprediksi akan lebih stabil menjadi dasar manajemen untuk memasang target tersebut. Dari sisi internal, RALS juga optimis kerja sama dengan raksasa supermarket asal Belanda, SPAR, akan memberikan dampak yang lebih positif bagi perseroan. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) berencana mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 350 miliar pada tahun depan. Capex akan digunakan untuk membuka gerai baru 5-6 toko di Bor, Solo, Semarang dan Sumedang.