
1. Risiko investasi berupa risiko pasar
Risiko investasi ini bisa berdampak pada berbagai jenis instrumen investasi mulai dari deposito, obligasi, saham, hingga reksa dana. Beberapa risiko yang termasuk risiko pasar, yaitu:- Risiko ekuitas, risiko yang biasanya terjadi pada saham dan reksa dana ini timbul akibat penurunan harga di pasar saham.
- Risiko tingkat bunga, risiko yang umumnya terjadi pada surat utang atau obligas ini muncul karena adanya perubahan suku bunga. Ketika suku bunga acuan naik, nilai pasar obligasi menjadi turun.
- Risiko mata uang, risiko ini terjadi saat kamu berinvestasi dengan mata uang dalam negeri maupun asing. Pergerakan nilai mata uang yang menguat atau pun melemah bisa memengaruhi nilai investasi lho.
2. Risiko likuiditas
Risiko investasi yang satu ini mengakibatkan kamu gak bisa menjual investasi kamu, khususnya saham, dengan harga wajar dalam waktu cepat. Kalaupun terpaksa menjualnya, kamu harus menjualnya di harga yang paling rendah agar cepat menghasilkan uang.Tentu saja, menjual saham di harga rendah bisa bikin kamu rugi. Bahkan, sialnya saham yang kamu beli bisa gak ada nilainya sama sekali. Duh amit-amit!
3. Risiko inflasi
Risiko investasi yang satu ini bisa terjadi ketika kamu berinvestasi di obligasi, berbeda dengan saham.Risiko inflasi tidak begitu memberikan dampak negatif. Malahan harga saham akan cenderung naik kalau tingkat inflasi naik sebab perusahaan-perusahaan bakal menaikkan harga produk menyesuaikan besaran inflasi.
Risiko ini biasanya terjadi ketika seorang investor memegang uang tunai atau berinvestasi di instrumen yang terkait inflasi.
Nilai uang atau aset yang mereka miliki berisiko akan tergerus inflasi.
Sebagai contoh, jika seorang investor memegang 40% dari portofolio tunai Rp10.000.000 dan inflasi berjalan pada 5%, nilai tunai portofolio akan kehilangan Rp2.000.000 per tahun (Rp10 juta x 0,4 x 0,05) karena inflasi.
4. Risiko Negara
Risiko ini bisa juga disebut sebagai risiko politik.Alasannya karena hal ini didasarkan pada kondisi perpolitikan negara dan berkaitan dengan perubahan ketentuan perundang-undangan yang membuat pendapatan menurun.
Bahkan nih, bukan hal yang tidak mungkin jika investasi yang sudah ditanam akhirnya hilang begitu saja atau merugi karena perubahan ketentuan hukum perundang-undangan.
Oleh sebab itu, jika ada investor yang akan menanamkan modal di luar negeri, memang lebih baik untuk melihat kondisi politik negara tersebut.
Jika kondisi politik baik, maka akan berdampak positif juga bagi perjalanan investasi ke depannya.
5. Risiko suku bunga
Peningkatan suku bunga sudah pasti jadi salah satu risiko investasi yang tak terhindarkan sebab pinjaman atau obligasi bisa terdampak negatif akibat meningkatnya suku bunga.Risiko ini muncul karena adanya perubahan suku bunga yang signifikan sehingga memengaruhi pendapatan dari investasi yang ditanamkan. Dampaknya, ketika suku bunga meningkat, harga obligasi akan turun.