ADRO incar peluang ekspor batubara ke China
Adaro Energy (ADRO) melihat peluang ekspor ke China semakin besar seiring ekspor batubara Australia ke China terancam setelah pihak bea cukai di pelabuhan utara China mulai melarang impor batu bara dari Australia. Kondisi larangan itu sudah berlaku mulai awal Februari 2019 tanpa ada batas waktu. Diketahui pelarangan tersebut dilakukan di 5 pelabuhan di wilayah utara China, yakni Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong, dan Beiliang. Pelarangan itu dilakukan di tengah-tengah masa tunggu batubara Australia selama 40 hari agar bisa kembali masuk ke pelabuhan-pelabuhan utama di China. Saat ini porsi penjualan ekspor terbesar batubara yang diproduksi ADRO masih dipegang oleh kawasan Asia Tenggara sebesar 40%. Kemudian Asia Timur sebesar 30%, India 14%, China 11%, dan sisanya sebesar 5% oleh negara lain dalam jumlah kecil. Di tahun 2019, ADRO membidik produksi batubara mencapai 54 MT sampai 56 MT. Selain itu, earning before interest and tax (EBITDA) ditargetkan sebesar US$ 1 miliar sampai US$ 1,2 miliar. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan menyiapkan belanja modal hingga US$ 450 juta sampai US$ 600 juta.