Laba BBCA tahun 2020 turun 5% YoY akibat provisi naik 152,3%
Bank Central Asia (BBCA) mencatatkan laba bersih tahun 2020 sebesar Rp27,1 triliun atau turun 5% YoY, Penurunan laba bersih BCA di 2020 disebabkan oleh peningkatan alokasi biaya pencadangan yang lebih tinggi dalam upaya mengantisipasi potensi penurunan kualitas aset dimana biaya pencadangan mencapai Rp11,6 triliun atau mengalami kenaikan 152,3% YoY. Namun diluar provisi, pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) tercatat tumbuh sebesar 11,2% YoY menjadi Rp45,4 triliun. Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan likuiditas, biaya dana yang lebih rendah dan perlambatan belanja operasional. Tercatat pendapatan bunga bersih di 2020 meningkat 7,3% YoY menjadi Rp54,5 triliun. Pendapatan non-bunga menurun 0,5% menjadi Rp20,2 triliun. Secara total pendapatan operasional tercatat Rp74,8 triliun atau meningkat 5,1%. Adapun beban operasional tercatat Rp29,3 triliun atau sebesar 3,1% lebih rendah dibanding 2019. Hal ini diakibatkan oleh terhambatnya sebagian kegiatan operasional di saat pandemi Covid-19. Total aset BBCA tahun 2020 meningkat 17% YoY mencapai Rp1.075,6 triliun dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 25,8%