TLKM cari pinjaman Rp11 triliun
Kebutuhan belanja modal tahun depan yang mencapai Rp22 triliun, membuat Telekomunikasi Indonesia (TLKM) harus mencari pinjaman hingga Rp11 triliun. Perseroan akan memenuhi kebutuhan dana itu baik dari utang bank, obligasi, maupun global bond. Jumlah pinjaman akan bergantung pada rasio pembayaran dividen yang ditetapkan pemegang sham pada tahun buku 2014. Perseroan akan mencari pinjaman dana berdenominasi dolar Amerika Serikat dan rupiah yang mayoritas diambil dari perbankan dalam negeri. Sesuai dengan ketentuan Kementerian BUMN, TLKM akan menerbitkan surat utang global maksimum 20% dari total kebutuhan pinjaman guna meminimalisasi risiko valas dan fluktuasi kurs rupiah. Ruang pinjaman TLKM masih cukup besar jika dibandingkan dengan rasio utang terhadap pendanaan (debt to equity ratio/DER) industri telekomunikasi. DER TLKM mencapai 35% dibandingkan rerata industri yang berada di atas 60%. Kebutuhan belanja modal tersebut diperkirakan mencapai 20%-25% dari total pendapatan. Sebanyak 60% capex akan digunakan untuk pengembangan jaringan selular khususnya 4G-LTE. Di sisi lain, perseroan menargetkan pendapatan tahun depan dapat tumbuh 20% YoY.