BMRI perkirakan pendapatan komisi kartu kredit turun 1-2%, Kredit pelabuhan naik 72%
Bank Mandiri (BMRI) memperkirakan rencana penurunan batas maksimum (capping) suku bunga kartu kredit sebesar 70 basis poin menjadi 2,25% dari 2,95% per bulan akan cukup besar memangkas keuntungan perbankan dari bisnis kartu kredit. Pada akhir tahun 2016 pendapatan komisi BMRI dari kartu kredit hanya tumbuh 1%-2%. Namun pertumbuhan itu lebih baik dibanding pertumbuhan industri kartu kredit yang minus, berdasarkan data Bank Indonesia. Bank Mandiri akan melakukan efisiensi operasional bisnis kartu kredit agar tetap memperoleh margin dan mampu memberikan komisi ke pendapatan perseroan. Saat ini volume kartu kredt sekitar Rp 9 triliun-Rp 10 triliun per bulan untuk debet, transaksi Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun per bulan. Bank Mandiri masih mempelajari keputusan Bank Indonesia tersebut. Bank Mandiri dan asosiasi terkait penyelenggaran bisnis kartu kredit akan mengajukan usulan atau rekomendasi kepada Bank Indonesia sebelum aturan penurunan capping tersebut diberlakukan. Bank Mandiri (BMRI) mengucurkan kredit Rp 7,84 triliun hingga akhir Oktober 2016 untuk pengembangan berbagai pelabuhan di Indonesia, atau meningkat 72% YoY. Beberapa proyek pelabuhan yang mendapat kredit dari bank Mandiri di tahun 2016 antara lain, pembangunan Terminal Peti Kemas Belawan tahap II, dan pembangunan terminal multi-tujuan Kuala Tanjung, serta proyek pembangunan Makassar New Port di wilayah kerja Pelindo IV. BMRI juga mengucurkan kredit modal kerja kepada BUMN operator pelabuhan, yakni PT Pelindo II dan pinjaman transaksi khusus kepada PT Pelindo III dan PT Pelindo IV sebagai belanja modal untuk penguatan pelabuhan yang sudah ada, serta pengadaan alat-alat pelabuhan. BMRI ingin berpartisipasi lebih besar dalam pembiayaan pelabuhan, yang termasuk program tol laut pemerintah. Peluang menambah pembiayaan masih terbuka, karena untuk pembangunan 24 pelabuhan utama Tol Laut dibutuhkan investasi mencapai Rp 70,6 triliun.