GPRA - Riding the wave of supportive policies
Laba bersih GPRA naik 97,5% YoY pada 1Q22 menjadi Rp21,1 miliar Katalis utama dari penguatan daya beli, insentif dan suku bunga yang rendah Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp1.295 per saham Peningkatan efisiensi mendorong perolehan laba bersih Laba bersih GPRA meningkat 97,5% YoY pada 1Q22 menjadi Rp21,10 miliar (+190,1% QoQ). Pencapaian laba bersih ini ditopang dari beban yang relatif terkendali. Adapun, pendapatan GPRA turun 3,6% YoY pada 1Q22 menjadi Rp78,93 miliar (-51,8% QoQ). Namun, GPM naik dari 61,3% pada 1Q21 menjadi 67,9% pada 1Q22 ditengah penurunan beban pokok 20,2% YoY Kemudian, pertumbuhan beban operasional GPRA cukup terkendali dengan 0,5% YoY dengan kenaikan beban umum dan administrasi dari kenaikan utilities, perpajakan dan perijinan. Tetapi, dikompensasi oleh penurunan beban penjualan 2,4% YoY pada 1Q22 dari penurunan beban promosi. Sehingga, margin operasional GPRA meningkat dari 26,2% pada 1Q21 menjadi 31,4% pada 1Q22. Kemudian, GPRA juga berhasil mereduksi beban keuangan 39,7% YoY pada 1Q22. Bertumpu pada performa segmen residensial dan kavling Penurunan net sales GPRA pada 1Q22 akibat penurunan pendapatan dari segmen apartemen, perkantoran dan shopping center yang berkurang 49,3% YoY. Sedangkan, untuk segmen residensial dan kavling naik 32,2% YoY pada 1Q22. Adapun, kontributor utama pendapatan berasal dari segmen residensial dan kavling yang mencapai 76,9% pada 1Q22, meningkat dari 56,1% pada 1Q21. Sedangkan, kontribusi dari segmen apartmen, perkantoran dan shopping center hanya mencapai 23,1% pada 1Q22, dibandingkan dengan 43,9% pada 1Q21. Dari segi profitabilitas, EBIT margin segmen residensial dan kavling meningkat dari 37,6% pada 1Q21 menjadi 44,3% pada 1Q22. Sedangkan, EBIT margin segmen apartemen, hotel dan shopping center mencatat rugi operasional dibandingkan EBIT margin 11,6% pada 1Q21. Harapan dari proyek residensial dan kebijakan yang suportif Kami memperkirakan performa GPRA dapat Kembali bertumbuh 5% YoY pada tahun 2022, yang ditopang oleh segmen utama yakni residensial. Kami menilai dengan masih diperpanjangnya insentif diskon PPn DTP untuk property ditengah suku bunga yang rendah juga meningkatnya optimisme konsumen dapat mendorong perolehan penjualan dari residensial dan kavling. Adapun, GPRA juga akan mengandalkan proyek existing seperti Bukit Cimanggu City di Bogor, kompleks Metro di Cilegon dan Apartemen Bellevue Place di MT Haryono. Kemudian, perusahaan juga tengah focus untuk menggarap proyek-proyek seperti Gardenville Pamoyanan di Bogor seluas 15 ha dan Cluster Savanna Bukit Cimanggu City 25 ha. Menurut kami, pricing dari property landed house GPRA yang menyasar medium to low segment atau pembeli rumah pertama akan berdampak positif pada resiliensi GPRA. Akan tetapi, kami memandang ada resiko dari 1) kenaikan suku bunga pada 2H22 dan 2) berakhirnya diskon PPn DTP pada 9M22 dapat memperlambat sector property. Rekomendasi “BUY” focus pada pangsa pasar menengah yang lebih solid Kami merekomendasikan “BUY” dengan target harga Rp113 per saham, yang merepresentasikan valuasi PE 2022 di level 6,05x. Kami memandang outlook yang positif bagi GPRA, ditopang oleh 1) peningkatan penjualan, terutama dari segmen residensial dari proyek existing dan baru; 2) suku bunga yang relative rendah dan insentif PPnDTP; 3) kepercayaan consume yang meningkat dan 4) focus pangsa pasar segmen residensial pada medium to low yang cenderung lebih stabil. Namun, kami memandang tantangan akan dating dari 1) potensi kenaikan suku bunga pada 2H22; 2) insetif PPn DTP yang selesai pada 4Q22 dan 3) potensi pelemahan daya beli jika ada pembatasan karena peningkatan kasus covid-19.
Unduh