ANTM turunkan capex hingga 44% dan cari pinjaman US$150 juta
Aneka Tambang (ANTM) dan perusahaan ekstraksi nikel asal Australia, Direct Nickel Pty Ltd, tengah mencari pendanaan sekitar USD 800 juta hingga USD 1 miliar untuk pembangunan pabrik penlahan nikel laterit di Halmahera, Maluku Utara. Saat ini, ANTM memperoleh tidak sampai 15% kepemilikan proyek tersebut. ANTM memiliki opsi untuk menambah kepemilikan pada pabrik nikel tersebut menjadi mayoritas atau lebih dari 50%. Pada tahap pertama, pabrik ini diperkirakan mampu memproduksi sekitar 10.000-15.000 ton nikel per tahun. r Aneka Tambang (ANTM) menurunkan alokasi belanja modal sebanyak 44% menjadi Rp 2,8 triliun atau USD 250 juta. Sebelumnya, perseroan menyiapkan alokasi belanja modal hingga akhir tahun ini sebanyak Rp 5 triliun. Belum membaiknya harga jual nikel dunia ditambah beratnya beban keuangan perseroan menyebabkan ANTM menurunkan laju ekspansinya. r Aneka Tambang (ANTM) tengah mencari pinjaman senilai US$150 juta atau sekitar Rp1,73 triliun dari perbankan dalam negeri. Perseroan sedang menjajaki pinjaman ke beberapa bank, termasuk bank pemerintah, dengan bentuk kreditur club deal atau kurang dari 10 debitur. Dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal pada 2015. Sekitar 80% belanja nmodal atau US$120 juta akan dialokasikan untuk pengembangan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Perseroan menargetkan pabrik dapat beroperasi secara penuh pada kuartal IV/2015.