BBTN targetkan laba bersih Rp1,8 triliun akhir 2015
Bank Tabungan Negara (BBTN) menargetkan perolehan laba bersih Rp1,8 triliun di akhir 2015 dengan menggenjot pendapatan dari ekspansi kredit dan pemulihan aset bermasalah. Selain itu, ruang ekspansi perseroan akan lebih besar seiring paket kebijakan stimulus ekonomi yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagi informasi, OJK telah menurunkan bobot risiko untuk portofolio kredit perumahan menjadi 35% tanpa memperhitungkan loan to value (LTV). Bobot risiko untuk portofolio kredit bersubsidi juga diturunkan menjadi 20%. Bank Tabungan Negara (BBTN) perkirakan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi hingga akhir tahun ini mencapai Rp 11-12 triliun dengan membiayai 106.000 lebih unit rumah. Sepanjang semester I 2015, perseroan telah menyalurkan Rp 5,25 triliun kredit KPR subsidi kepada 53.369 unit rumah. Diperkirakan pada semester II 2015 penyaluran kredit KPR subsidi mencapai Rp 6-7 triliun. Perseroan juga akan mengurangi dana yang berbunga tinggi. Apabila biaya dana ini bisa diturunkan apalagi ditambah sumber dana dari luar atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan berdampak pada market sehingga likuiditas makin longgar, dan tren bunga KPR akan mengikuti biaya dana tersebut. Langkah tersebut telah dilakukan oleh perseroan pada Semester I 2015, alhasil laba bersih naik 54,2% menjadi Rp 831 miliar.