CIMB (YU) - Telecommunication Sector Commentary - Recommend Maintain UNDERWEIGHT TELCO SECTOR - Reco
CIMB (YU) mempertahankan rekomendasi Underweight terhadap sektor ini. Media melaporkan bahwa kementrian BUMN mempertimbangkan pengajuan merger Telkom Flexi dan Bakrie Telecom (Btel) sebagai pilihan win-win bagi kedua perusahaan telekomunikasi, berpotensi menciptakan pelaku bisnis yang kuat. YU menerima kabar baik ini dan meyakini merger ini kemungkinan dapat terjadi sehingga menciptakan perusahaan telekomunikasi dengan pangsa pasar 14%, operator terbesar keempat di Indonesia. YU mempertahankan rekomendasi UNDERPERFORM TLKM dan target harga Rp 8,400. YU mempertahankan TRADING BUY BTEL dan target harga tidak mengalami perubahan Rp 177/saham. r Detikfinance melaporkan bahwa menteri BUMN Mustafa Abubakar, telah menerima proposal dari Telkom mengenai merger Flexi dan Btel setelah Flexi dipisahkan dari Telkom sebagai entitas terpisah. Menteri berpendapat bahwa konsolidasi ini merupakan solusi win – win bagi operator CDMA, berpotensi menciptakan pelaku CDMA yang tangguh. Rinaldi Firmansyah, Direktur Telkom memperkirakan Telkom Flexi dan BTel akan selesai pada akhir 2010 atau awal 2011. r YU menerima kabar ini karena konsisten dengan pendapat YU bahwa ada sinergi yang akan diperoleh dari merger Flexi dan BTel. Menurut YU entitas hasil merger ini akan menikmati sinergi yang banyak, termasuk akses ke spektrum yang lebih besar, coverage tambahan dan akses ke pendanaan bagi BTEL yang dananya terbatas. r Kedua saham telekomunikasi saling melengkapi, BTEL memiliki pelanggan yang besar di Jawa Barat, sedangkan Flexi kuat di Jawa Timur dan sebagian tempat di Sumatera. Merger ini akan memberikan eksistensi dadakan di area dimana mereka lemah. Selain itu, keduanya akan menggandakan spektrum yang mereka miliki saat ini, memberikan ruang bagi mereka untuk menawarkan wireless broadband dengan CDMA EVDO. r Gearing BTEL cukup tinggi pada beberapa kuartal terakhir akibat capex yang agresif, dengan net debt/anualisasi EBITDA mengalami kenaikan 0.74x pada FY08 menjadi 2.47x pada1Q10. YU percaya kapasitas meminjam perseroan terbatas. Kecuali perseroan menambah ekuitas, maka pertumbuhan akan terhambat oleh keterbatasan pengeluaran capex. r YU memperoleh informasi bahwa perjanjian ini membutuhkan persetujuan otoritas termasuk dari KPPU. Jika Flexi dan Btel merger maka akan menguasai 14% dari total pangsa pasar, mereka akan mengendalikan 98% dari pasar CDMA dan KPPU tidak akan menyukai ini. r YU memandang positif berita ini bagi kedua perseroan, dampaknya terhadap Telkom akan kecil karena Flexi hanya memberikan kontribusi 4.5% terhadap pendapatan grup. Dengan demikian YU memberikan rekomendasi Underperform terhadap Telkom karena Btel akan secara signifikan lebih diuntungkan karena merger akan memberikan akses terhadap pendanaan dan jangkauan jaringan. Oleh karena itu YU mempertahankan rekomendasi Trading Buy terhadap Btel dengan target harga Rp 177. Pilihan utama sektor telekomunikasi tetap XL Axiata (Outperform, target harga Rp 4,750). r BTEL : TP Rp 177, Trading buy ISAT : TP Rp 5,500, Underperform TLKM : TP Rp 8,400, Underperform EXCL : TP Rp 4,750, Outperform