CTRA cari dana Rp500 miliar
Ciputra Development (CTRA) akan konsentrasi pada proyek-proyek landed house atau perumahan miliknya, karena berkontribusi sebesar 85% dari total pendapatan. Sementara 15% sisanya diperoleh dari high rise atau gedung perkantoran. Perseroan belum akan melakukan pembangunan perkantoran kembali. Saat ini Jakarta khususnya mengalami over supply dalam hal gedung perkantoran. Over supply perkantoran yang terjadi akan kembali normal dalam 2-3 tahun mendatang. Oleh karena itu perseroan masih belum akan mengembangkan proyek-proyek di sektor perkantoran. Namun perseroan tengah merampungkan penyelesaian proyek perkantoran Ciputra World 2 yang berlokasi di Jakarta. Penjualan proyek tersebut telah mulai pada tahun 2014. Dari keseluruhan hanya 40% yang akan dijual dan saat ini sudah terjual 20%. Ciputra Development (CTRA) mengklaim belum merasakan dampak atas kebijakan kelonggaran Loan To Value (LTV), uang muka yang meliputi perubahan besaran rasio yang dirilis Bank Indonesia (BI) beberapa waktu lalu. Sebelumnya Bank Indonesia (BI) melonggarkan kebijakan Loan To Value (LTV) atau Financing To Value (FTV). Perubahan terkait kebijakan LTV/FTV dan uang muka meliputi perubahan besaran rasio LTV untuk Kredit Properti (KP) dan rasio FTV untuk Kredit Properti (KP) Syariah. Peningkatan besaran rasio LTV/FTV mencapai 10%, dan berlaku pada Rumah Tapak (RT), Rumah Susun (RS) maupun Rumah Toko/ Rumah Kantor (Ruko/Rukan), mulai tipe 21 ke bawah hingga tipe 70 ke atas.