Kembali
Poultry

MAIN - Better consumer spending, but inflation threat looms

Devi Harjoto, Alfiansyah 24 Mei 2022

Laba bersih MAIN turun 88,2% YoY pada 1Q22 menjadi Rp10,5 miliar Tantangan dari kenaikan harga soft commodities Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp750 per saham Kenaikan beban menggerus margin dan laba bersih Laba bersih MAIN jatuh 88,2% YoY pada 1Q22 menjadi Rp10,47 miliar (-74,9% QoQ). Penurunan laba bersih akibat kenaikan beban, yakni dari beban pokok yang tumbuh 33,8% YoY pada 1Q22, sedangkan net revenue tumbuh lebih rendah 28,3% YoY (+14,0% QoQ). Sehingga, GPM turun dari 11,2% pada 1Q21 menjadi 7,4% pada 1Q22. Kemudian, beban operasional juga meningkat 9,7% YoY pada 1Q22 dari beban penjualan dari kenaikan beban distribusi. Sehingga, margin operasional menurun dari 5,1% pada 1Q21 menjadi 2,2% pada 1Q22. Kemudian, MAIN mencatatkan kerugian dari perubahan nilai aset biologis menjadi Rp9,52 miliar pada 1Q22, dibandingkan keuntungan Rp27,3 miliar pada 1Q21. Sementara itu, beban keuangan naik 34,5% YoY pada 1Q22 dari kenaikan utang bank. Dari segi neraca, net gearing mencapai 1,01x pada 1Q22. Penurunan margin di seluruh segmen Pendapatan MAIN pada 1Q22 didorong oleh segmen pakan ternak dan broiler yang masing-masing tumbuh 22,7% YoY dan 65,7% YoY. Akan tetapi pertumbuhan dari kedua segmen tersebut tidak didukung oleh pertumbuhan margin, dengan segmen pakan ternak jatuh dari 3,64% pada 1Q21 menjadi 1,30% pada 1Q22. Sedangkan, segmen broiler mencatatkan rugi pada 1Q22. Adapun, segmen DOC tumbuh 16,4% YoY pada 1Q22, juga menurun dari 12,9% pada 1Q21 menjadi 5,3% pada 1Q22. Kontribusi segmen pakan ternak menurun dari 60,1% pada 1Q22 dari 62,9% pada 1Q21. Sedangkan, kontribusi dari segmen broiler meningkat dari 1,27% pada 1Q21 menjadi 1,9% pada 1Q22. Sementara itu, segmen DOC berkurang dari 21,1% pada 1Q21 menjadi 18,9% pada 1Q22. Pemulihan menghadapi resiko kenaikan bahan baku Kami memproyeksikan pertumbuhan laba bersih MAIN akan tumbuh 12% YoY pada 2022, yang ditopang secara umum dari pemulihan mobilitas yang mendorong permintaan baik dari ritel maupun industry kuliner. Kami memandang positif langkah pemerintah untuk menambah subsidi energy dapat mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli. Namun, kami melihat secara QoQ, tren harga ayam kemungkinan dapat menurun namun lebih dipengaruhi oleh factor seasonal setelah lebaran. Selain itu, kami memandang tantangan masih berat terutama terkait dengan harga soft commodities, yang terimbas dari kenaikan harga gandum akibat konflik Rusia-Ukraina, sehingga dapat berdampak negative terhadap perolehan margin pada 2022. Kemudian, kebijakan pemerintah yang berkonsentrasi untuk mempertahankan inflasi dapat berisiko terhadap pengendalian supply DoC, sehingga kenaikan ASP cenderung akan terbatas. Sebagai diversifikasi, MAIN telah berekspansi dengan membuka restoran ayam goreng, Sunny’s Chick yang mencapai 19 gerai di Jabodetabek dengan memanfaatkan ekosistem MAIN. Rekomendasi “BUY” ditengah harapan terkendalinya inflasi Kami mempertahankan rekomendasi BUY saham MAIN dengan target harga Rp750, yang merefleksikan valuasi PER pada 14,56x. Rekomendasi kami ini didasari dengan pertimbangan sebagi berikut: 1) kondisi makro ekonomi yang membaik setelah adanya proses vaksinasi sehingga dapat mendorong permintaan; 2) langkah MAIN untuk mendorong volume penjualan via ecommerce dan ekspor. Namun, kami masih mencatat beberapa resiko yakni 1) inflasi energy dan harga komoditas pangan, berdampak negatif terhadap margin dan juga daya beli konsumen; 2) depresiasi Rupiah terhadap dolar AS setelah peningkatan suku bunga The Fed; 3) permintaan yang lebih lemah daripada proyeksi; 4) harga daging ayam yang turun karena naiknya supply.

Unduh

Related Article

MAIN - Malindo Feedmill
MAIN siapkan capex hingga Rp 600 miliar
17 Desember 2014 Lihat Detail
MAIN - Malindo Feedmill
Malindo Feedmill (MAIN) berencana membangun 3 pabrik pakan terna...
Lihat Detail
MAIN - Malindo Feedmill
MAIN targetkan penjualan 2019 naik 15%
07 Februari 2019 Lihat Detail