Kembali
Infrastructure & Construction

WIKA - Pinning hopes on capital relocation projects

Devi Harjoto, Alfiansyah 13 Juli 2022

Laba bersih WIKA jatuh 98,3% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,33 miliar Proyek IKN menjadi katalis namun tantangan dari peningkatan suku bunga Rekomendasi “BUY” dengan target Rp1.135 per saham Kenaikan beban penurunan nilai mereduksi pertumbuhan laba Laba bersih WIKA turun 98,3% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,33 miliar (-48,7% QoQ). Penurunan laba bersih yang signifikan tersebut akibat kenaikan beban penurunan nilai 54,0% YoY menjadi Rp162,60 miliar pada 1Q22, yang dikombinasikan oleh penurunan laba dari JV. Adapun, pendapatan juga mengalami penurunan 19,4% YoY pada 1Q22 menjadi Rp3,16 triliun (-48,7% QoQ). GPM meningkat dari 6,8% pada 1Q21 menjadi 11,3% pada 1Q22 ditengah penurunan beban pokok 23,3% YoY. Kemudian, beban operasional meningkat 20,5% YoY pada 1Q22 menjadi Rp205,2 miliar utamanya dari kenaikan beban umum dan administrasi dari kenaikan beban fasilitas perkantoran. Meskipun demikian, margin operasional tetap naik dari 2,5% pada 1Q21 menjadi 4,8% pada 1Q22. Dari segi neraca, net gearing meningkat dari 1,64x pada 2021 menjadi 1,94x pada 1Q22. Pertumbuhan kontrak baru yang lebih lambat dibandingkan perkiraan Kami memperkirakan kontrak baru WIKA pada tahun ini dapat mencapai Rp30-Rp32 triliun, atau lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi awal kami Rp35 triliun. Dengan demikian, pertumbuhan kontrak baru WIKA mencapai 18,5% YoY. Angka ini juga lebih rendah dibandingkan target Rp42 triliun tahun ini. Pada 5M22 kontrak baru mencapai Rp12,5 triliun, sehingga order book mencapai Rp66,4 triliun, yang utamanya didominasi oleh kontrak-kontrak infrastruktur seperti jalan tol, jalan dan jembatan juga bangunan. Pembangunan IKN menjadikan katalis jangka panjang Kami mengubah proyeksi kami atas pertumbuhan pendapatan WIKA tahun ini menjadi 22% YoY, seiring dengan ekspektasi penambahan proyek baru terutama pada 2H22 juga pemulihan ekonomi. Pemerintah juga masih memprioritaskan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas dengan anggaran Rp365,5 triliun. Kemudian, kami menilai dengan dimulainya tender IKN juga dapat memberikan potensi perolehan kontrak baru yang lebih tinggi seperti proyek infrastruktur, Gedung dan EPC. Akan tetapi, kami melihat bahwa tren kenaikan suku bunga dapat berpengaruh negative bagi sector konstruksi, yang bergantung pada pendanaan eksternal. Di sisi lain, tren kenaikan leverage WIKA juga dapat menjadi resiko dan dapat mengurangi kemampuan WIKA dalam mendapatkan proyek baru. Di sisi lain, progress konstruksi HSR Jakarta- Bandung yang telah mencapai diatas 85% dapat memberikan pengaruh positif bagi WIKA. Pertahankan rating BUY ditengah ekspentasi dari kontrak multiyear Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp1.135 per saham, yang merefleksikan valuasi 2022E PE pada 17,12x. Dalam pandangan kami, sentimen yang dapat membantu performa WIKA antara lain 1) proyek PSN, dan IKN juga infrastruktur masih berjalan dan focus pemerintah pada infrastruktur bersifat jangka panjang; 2) ekspansi ke luar negeri dengan margin cukup baik; 3) perolehan kontrak baru yang lebih tinggi dibandingkan peers; dan 4) pembentukan SWF yang dapat membantu secara pendanaan dan perolehan kontrak. Namun, kami mencatat beberapa resiko dari 1) progress konstruksi proyek eksisting yang lebih lambat dibandingkan ekspektasi; 2) resiko leverage yang meningkat dan arus kas dan 3) perolehan kontrak baru yang lebih lambat dibandingkan ekspektasi; 4) kenaikan suku bunga dan adanya realokasi budget infrastruktur.

Unduh

Related Article

WIKA - Wijaya Karya
Kemen BUMN akan penuhi syarat pinjaman CDB untuk HSR
16 Agustus 2017 Lihat Detail
WIKA - Wijaya Karya
WIKA raih kontrak baru Rp 5,09 T selama Januari 2017
06 Februari 2017 Lihat Detail
WIKA - Wijaya Karya
WIKA garap proyek Pelindo II senilai Rp2,49 triliun
21 Mei 2018 Lihat Detail