WSKT - Debt restructuring still in focus
WSKT mencatatkan rugi bersih Rp830,6 miliar pada 1Q22 Divestasi dan restrukturisasi masih menjadi kunci perbaikan kinerja Rekomendasi “HOLD” dengan target harga Rp564 per saham Peningkatan beban keuangan mendorong kerugian bersih Rugi bersih WSKT meningkat menjadi Rp830,63 miliar pada 1Q22 (-38,4% QoQ), dibandingkan Rp46,1 miliar pada tahun sebelumnya. Performa tersebut ditengah kenaikan beban keuangan 10,8% YoY pada 1Q22 menjadi Rp981 miliar. Sedangkan, pendapatan flattish, hanya tumbuh 2,9% YoY pada 1Q22 menjadi Rp2,75 triliun (-46,1% QoQ). GPM cenderung stabil dari 11,5% pada 1Q21 menjadi 12,0% pada 1Q22. Kemudian, beban operasional naik 99,0% YoY pada 1Q22 menjadi Rp594,83 miliar dari kenaikan beban umum dan administrasi karena kenaikan dari rugi ekspektasi penurunan nilai. Sementara itu, rugi operasional mencapai Rp265,2 miliar pada 1Q22, dibandingkan dengan Rp6,97 miliar tahun sebelumnya. Sementara itu, WSKT juga mencatatkan penurunan pendapatan lain-lain pada 1Q22 sebesar 45,8% YoY. Dari segi neraca, net gearing membaik menajdi 2,7x pada 1Q22. Perolehan kontrak baru mencapai level pra-pandemi WSKT membukukan kontrak baru senilai Rp5,7 triliun pada 1Q22 atau telah mencapai lebih dari level pada masa pra-pandemi. Kontrak baru tersebut utamanya dikontribusikan oleh konektivitas infrastruktur seperti jalan dan juga proyek luar negeri dari proyek infrastruktur migas di Sudan Selatan. Pada tahun ini, kami memperkirakan perolehan kontrak baru WSKT dapat mencapai Rp22 triliun. seiring dengan kondisi likuiditas WSKT yang membaik menyusul adanya restrukturisasi dan rencana penerbitan obligasi dengan nilai Rp3,8 triliun. Juga, dengan berjalannya proyek IKN pemerintah, dan multiyears luar negeri seiring peningkatan mobilitas. Asset recycling dan restrukturisasi menjadi menjadi agenda utama Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan WSKT tahun ini dapat tumbuh 37% YoY pada tahun 2022, dengan ekspektasi kenaikan kontrak baru yang telah kembali ke pra-pandemi. Selain itu, kami memperkirakan WSKT dapat mempu membukukan laba bersih tahun ini, dengan adanya rencana divestasi 4-5 jalan tol tahun ini, antara lain Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang dan Cimanggis-Cibitung yang telah beroperasi penuh, dengan target sebesar Rp4-Rp5 triliun dalam bentuk strategic partnership. Untuk tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang, transaksi divestasi tersebut akan dilakukan oleh INA. Kami memandang adanya skema tersebut mempunyai potensi dekonsolidasi utang Rp14 triliun. WSKT masih akan berfokus pada strategi 8 Stream penyehatan keuangan, terutama pada divestasi, restrukturisasi utang dan efisiensi. Kemudian, WSKT akan mendorong kinerja WKI untuk bisnis non-jalan tol. Adapun, untuk keperluan funding, selain penerbitan obligasi, WSKT akan melakukan rights issue pada 2H22 dengan target dana Rp3 triliun melalui PMN. Rekomendasi HOLD, rasio leverage yang relative tinggi dibandingkan peers Kami merekomendasikan HOLD dengan target harga Rp564 per saham, yang mencerminkan valuasi 2022E’ untuk PE sebesar 68,28x. Rekomendasi kami telah memfaktoritasasi 1) tingginya utang keuangan dan potensi penundaan divestasi berpengaruh negative terhadap leverage ratio; 2) perolehan kontrak baru yang masih lebih lambat dibandingkan ekspektasi; 3) beban keuangan yang meningkat dan 4) portfolio yang bergantung pada jalan tol dan skema turnkey dan PMN. Namun, kami melihat sentimen positif dari 1) kelanjutan proyek prioritas pemerintah yang menitikberatkan pada jalan tol dan potensi kontrak ibukota baru; 2) rencana divestasi jalan tol, debt reprofiling yang dapat memperbaiki neraca WSKT, dan pada akhirnya dapat mengurangi beban bunga; 3) pembentukan INA dan 4) dukungan penuh pemerintah terhadap BUMN konstruksi.
Unduh