TLKM alokasikan Rp 700-800 miliar untuk penyediaan solusi TIK
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) mengalokasikan dana sekitar Rp 700-800 miliar untuk penyediaan solusi teknologi dan komunikasi (TIK) di pasar korporasi dan usaha kecil menengah (UKM). Alokasi tersebut naik 16%-33% dibanding realisasi tahun 2014 yang sebesar Rp 600 miliar. Anggaran untuk divisi bisnis korporasi itu berasal dari alokasi belanja modal (capital expenditure/capex) Telkom tahun 2015 yang sekitar Rp 23 triliun. Di bisnis koporasi, perseroan akan fokus menyediakan layanan infrastruktur TIK untuk sektor pemerintahan, maritim, logistik, dan pariwisata. Di bisnis korporasi, pola monetisasi capex ada dua, ada yang sifatnya lama dan ada quick investment. Salah satu upaya TLKM di investasi ini adalah masuk ke broadband port. Broadband port adalah program Telkom dalam menggelar infrastuktur kabel optik internet berkecepatan tinggi, akses WiFi, dan memperkuat layanan selular di sejumlah pelabuhan utama. Pada tahun 2014 perseroan telah menggelar program broadband port di 6 pelabuhan antara lain Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Makasar, dan Pelabuhan Sorong. Pada tahun 2015 Telkom menambah menjadi 18 pelabuhan yang tersebar di seluruh Indonesia. Telkom mengucurkan sekitar Rp 200 miliar untuk menggelar infrastruktur di 18 broadband port tersebut. Alokasi dana sekitar 60%-65% untuk infrastruktur akses, seperti serat optik dan Wifi, 20%-25% untuk aplikasi, dan 10%-15% untuk perangkat. Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan dari pelanggan korporasi di atas pertumbuhan rata-rata industri yang sebesar 7%-8%, dan segmen UKM tumbuh di atas 10%-11%. Pada divisi bisnis korporasi, perseroan terus memperluas usaha pengiriman uang atau remitansi di pasar luar negeri. Saat ini perseroan telah menggelar layanan remitansi di sejumlah negara seperti Hongkong, Malaysia dan Taiwan.