ELSA - Boosted by normalized mobility
Laba bersih ELSA mencapai Rp74,93 miliar pada 1Q22 Terbentuk subholding hulu migas dan kenaikan moblitas jadi katalis utama Rekomendasi “BUY” dengan target Rp378 per saham Kenaikan laba bersih diikuti oleh margin yang naik Laba bersih ELSA naik 4.563,0% YoY pada 1Q22 menjadi Rp74,93 miliar (+5,3% QoQ). Kenaikan pendapatan ditopang oleh kenaikan pendapatan 34,4% YoY pada 1Q22 menjadi Rp2,45 triliun (+1,2% QoQ). GPM meningkat dari 6,6% pada 1Q21 menjadi 8,2% pada 1Q22 ditengah kenaikan beban pokok 32,1% YoY pada 1Q22 akibat meningkatnya biaya subkontraktor. Kemudian, beban operasional naik 21,2% YoY pada 1Q22 ditengah kenaikan beban umum dan administrasi dari gaji pegawai. Namun, margin operasional tetap meningkat dari 2,7% pada 1Q21 menjadi 4,6% pada 1Q22. ELSA mencatatkan keuntungan forex netto Rp9,3 miliar pada 1Q22 dibandingkan kerugian Rp5,23 miliar pada tahun sebelumnya. Adapun, beban bunga juga berhasil turun 31,5% YoY pada 1Q22 dari penurunan beban bunga pinjaman. ELSA berhasil mempertahankan net cash pada 1Q22. Peningkatan segmen distribusi mendorong performa Pendapatan ELSA pada 1Q22 ditopang oleh segmen distribusi dan logistik yang meningkat 38,7% YoY, disusul oleh jasa hulu migas terintegrasi yang juga tumbuh 22,9% YoY. Namun, GPM untuk segmen logistik dan distribusi migas turun dari 9,9% pada 1Q21 menjadi 7,8% pada 1Q22. Sedangkan, GPM untuk segmen jasa hulu migas terintegrasi mencapai 5,7% pada 1Q22 dibandingkan rugi kotor pada tahun sebelumnya. Sementara itu, GPM untuk segmen pendukung migas, yang tumbuh 15,5% YoY pada 1Q22, cenderung stabil pada 13,1%. Secara kontribusi, pendapatan ELSA pada 1Q22 masih didominasi oleh segmen logistik dan distribusi migas yang mencapai 53,5% pada 1Q22, naik dibandingkan dengan 50,1% pada tahun sebelumnya. Kontribusi jasa hulu migas terintegrasi turun dari 36,0% pada 1Q21 menjadi 34,1% pada tahun 1Q22. Sepanjang 1Q22, ELSA mencatatkan kontrak sebesar Rp6 triliun, terutama dari jasa logistic dan distribusi. Performa diproyeksi semakin kuat pada 2022 Kami menaikkan proyeksi pendapatan ELSAA pada 2022 menjadi Rp10 triliun, dengan laba bersih yang mencapai Rp269 miliar, yang ditopang dari segmen hulu, ditengah pembentukan SHU dan synergy dengan Pertamina, dan hilir ditengah mobilitas yang meningkat ditambah dengan pembangun infrastruktur TBBM dan LPG. Kami menilai kenaikan harga minyak, yang bergerak diatas USD110 per barrel pada 2Q22. Kami memperkirakan sepanjang tahun ini, harga Brent dapat terus berada diatas USD100 per barrel, dengan mempertimbangkan konflik geopolitik setidaknya hingga 3Q22 dan juga kapasitas yang terbatas dari negara OPEC+. Sehingga, realisasi penambahan produksi belum tentu dapat terealisasi. Kenaikan harga minyak tersebut akan atraktif untuk mendorong realisasi proyek terutama untuk segmen hulu. Rekomendasi “BUY” focus untuk mendorong investasi migas Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp378 per saham, yang merefleksikan valuasi PE 2022E 8,20x. Kami memproyeksi performa ELSA akan terbantu oleh 1) kenaikan moblitas dari ritel; 2) investasi migas yang meningkat ditengah insentif fiscal pemerintah; dan kenaikan harga minyak; 3) performa dari jasa logistic dan distribusi yang cenderung lebih stabil; dan 4) dukungan dari parent company Pertamina yang mengelola blok yang dialihkan. Namun, kami mencatat beberapa resiko dari 1) perolehan kontrak yang lebih lambat dari perkiraan 2) koreksi harga minyak dunia karena adopsi sumber energy non-fosil; 3) fluktuasi nilai tukar dan 4) perubahan kebijakan migas
Download