LPPF - Expecting improved performance to sustain
LPPF berhasil membukukan laba bersih Rp145,1 miliar pada 1Q22 Pembalikan performa terlihat namun ancaman inflasi membayangi performa Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp6.300 per saham Kembali ke performa positif LPPF mencatatkan laba bersih Rp145,1 miliar pada 1Q22 dibandingkan dengan rugi bersih Rp95,4 miliar pada 1Q21 (-70,2% QoQ). Hal ini akibat efisiensi dan pertumbuhan net revenue sebesr 10,8% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,29 triliun (-14,3% QoQ). Kemudian, GPM tumbuh dari 59,3% pada 1Q21 menjadi 66,1% pada 1Q22 ditengah penurunan beban pokok 7,6% YoY. Kemudian, margin operasional mencapai 17,9% pada 1Q22 dibandingkan rugi operasional Rp69,7 miliar pada 1Q21 akibat penurunan beban operasional 11,1% karena penurunan beban sewa dan pegawai. Tetapi, LPPF mencatatkan kenaikan beban keuangan 33,5% YoY pada 1Q22. Sementara itu, net gearing LPPF meningkat dari 2,20x pada 2021 menjadi 4,62x pada 1Q22. Optimsme konsumen dan pelonggaran restriksi membantu performa Kenaikan performa LPPF diindikasikan oleh pertumbuhan SSSG yang mencapai 18,6% YoY kendati adanya kenaikan kasus Omicron pada Februari 2022. Hal ini akibat restriksi yang cenderung melonggar dengan normalisasi pembukaan mall dan terjaganya optimism konsumen. Kami melihat juga inflasi yang relative terjaga pada 1Q22 juga membantu daya beli. Penjualan pada 1Q22 banyak dikontribusikan oleh penjualan di Jawa yang meningkat 12,02% pada 1Q22. Kontribusi penjualan di Jawa-Bali-NT meningkat dari 57,5% pada 1Q21 menjadi 58,1% pada 1Q22. Di susul oleh penjualan Sumatera dan Kalimantan-Sulawesi-Maluku masing-masing 9,4% YoY dan 10,5% YoY. Dari segi profitabilitas, margin meningkat secara signifikan dengan margin Jawa-Bali-NT mencapai 25,1% pada 1Q22 dibandingkan rugi pada tahun sebelumnya. Kemudian, margin di Kalimantan-Sulawesi-Maluku juga naik menjadi 26,1% pada 1Q22 dibandingkan 7,0% pada 1Q21. Magin Sumatera juga meningkat dari 8,1% pada 1Q21 menjadi 26,1% pada 1Q22. Berharap pada perbaikan ekonomi Kami memproyeksi pertumbuhan pendapatan dapat mencapai 31% YoY pada 2022, utamanya terbantu oleh pemulihan ekonomi dan normalisasi kegiatan. Kami menilai performa pada 2Q22 akan cukup kuat ditengah momentum idul fitri dan adanya mudik sehingga konsumsi akan cenderung tinggi. Selain itu, pembukaan gerai baru sepanjang tahun ini yang ditargetkan mencapai 10 gerai, dengan dua diantaranya telah dilakukan pada Maret-April 2022 yakni di Mall Ambarukmo, Yogyakarta dan Taman Anggrek di Jakarta Barat. Adapun, LPPF juga akan terus mendorong penjualan omnichannel. Adapun, kami mencatat tantangan untuk LPPF yakni tekanan inflasi yang kami perkirakan dapat mencapai lebih dari target pemerintah yakni diatas 4% YoY tahun ini, ditengah rencana kenaikan pertalite dan LPG pada 2H22, yang dapat berujung pada kenaikan suku bunga yang dapat memperberat posisi leverage LPPF. Rekomendasi BUY ditengah ancaman inflasi Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp6.300 per saham, yang merepresentasikan valuasi PE 2022E yakni 11,01x. Kami mencatat beberapa faktor yang dapat memperberat performa LPPF tahun ini yakni 1) resiko kenaikan inflasi dari harga energy dan komoditas pangan menurunkan daya beli konsumen 2) resiko leverage LPPF; 3) persaingan penjualan dengan ritel dan e-commerce lain dan 4) potensi kenaikan suku bunga. Namun, kami melihat beberapa factor yang dapat menahan penurunan performa antara lain 1) optimism konsumen yang terjaga ditengah restriksi mobilitas yang terbatas; 2) pembukaan gerai baru dan penggunaan omnichannel; 3) efisiensi yang terus berlanjut dapat mendorong EBITDA.
Download