RALS - Boosted by mobility normalization
RALS membukukan laba bersih Rp30,0 miliar pada 1Q22 Kuatnya daya beli namun inflasi dan persaingan menjadi resiko utama Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp825 per saham Perbaikan performa bottom line dan margin Laba bersih RALS mencapai Rp30,0 miliar pada 1Q22 (-55,7% QoQ), dibandingkan dengan rugi bersih Rp85,7 miliar pada 1Q21. Laba bersih tersebut didorong oleh pendapatan yang meningkat 18,8% YoY pada 1Q22 menjadi Rp600,5 miliar (-2,3% QoQ). Kemudian, GPM meningkat dari 43,6% pada 1Q21 menjadi 45,2% pada 1Q22 ditengah kenaikan beban pokok yang mencapai 18,8% YoY. Kemudian, beban operasional berhasil direduksi 20,2% YoY pada 1Q22 menjadi Rp245,6 miliar ditengah penurunan beban umum dan administrasi 19,1% YoY karena penurunan beban karyawan dan depresiasi aset hak pakai. Sehingga, RALS berhasil mencatatkan laba operasional Rp25,9 miliar pada 1Q22 dibandingkan dengan rugi operasional Rp93,7 miliar pada 1Q21. Akan tetapi, pendapatan keuangan RALS turun 29,3% YoY pada 1Q22 ditengah penurunan suku bunga. Dari segi neraca, RALS mencatatkan net cash pada 1Q22. Terdorong normalisasi kegiatan Kami menilai kenaikan penjualan secara YoY akibat pelonggaran restriksi, namun secara QoQ kami menilai adanya kenaikan kasus dari adanya varian Omicron pada Februari 2022 mendorong penurunan penjualan. Dari segi segmen, pakaian dan aksesoris berkontribusi utama terhadap kenaikan penjualan YoY, dengan pertumbuhan 27,2% YoY. Segmen pakaian dan aksesoris berkontribusi 73,7% pada 1Q22 pada penjualan, meningkat dibandingkan dengan 70,9% pada 1Q21. Kemudian, segmen supermarket tumbuh 10,5% YoY pada 2Q22, dengan kontribusi menurun dari 29,1% pada 1Q21 menjadi 26,3% pada 1Q22. Secara profitabilitas, margin produk pakaian dan aksesoris menurun dari 59,7% pada 1Q21 menjadi 56,7% pada 1Q22. Sedangkan, margin supermarket bertumbuh dari 4,4% pada 1Q21 menjadi 13,3% pada 1Q22. Ditengah normalisasi kegiatan, area Jawa, Bali dan NT menjadi motor penjualan dengan tumbuh 21,1% YoY pada 1Q22, dengan kontribusi mencapai 64,0%. Pertanda positif dari penguatan daya beli, namun inflasi membayangi Kami memperkirakan laba bersih RALS YoY dapat mencapai Rp360 miliar pada tahun 2022, ditengah daya beli yang kuat terutama untuk segmen menengahbawah ditengah normalisasi kegiatan. Kami memperkirakan performa tahun ini ditopang oleh penjualan pada 2Q22 terutama karena adanya Idul Fitri yang dapat mendorong konsumsi masyarakat. Adapun, kontribusi penjualan lebaran tahun ini menurun menjadi 38% tahun ini, lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebesar 41% karena tren belanja yang lebih tinggi pada kuartal selanjutnya. Kami menilai resiko utama berasal dari kenaikan inflasi pada 2H22 yang lebih tinggi pada April sebesar 3,47%. Kami memperkirakan inflasi dapat mencapai lebih dari 4% jika pemerintah menaikkan harga pertalite dan LPG pada 2H22 dan beresiko menghambat daya beli. Rekomendasi BUY ditengah ancaman kenaikan inflasi Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp825 per saham, yang mencerminkan valuasi PE 2021E pada 12,39x. Rekomendasi kami berdasarkan factor 1) inflasi yang meningkat dapat menggerus daya beli; 2) resiko pengetatan moblitas jika kasus kembali naik; dan 3) Persaingan yang tinggi dari gerai online dan preferensi habit berbelanja yang berubah. Namun, kami melihat factor yang berpotensi dapat memperbaiki kinerja RALS antara lain 1) harga komoditas baik batubara maupun CPO yang meningkat dapat mendorong penjualan terutatama bagi ex- Java; 2) restriksi mobilitas yang cenderung lunak; 3) efisiensi yang terus dilakukan untuk membaiki profitabilitas dan 4) neraca yang kuat.
Download