WMPP - Boosted by demand recovery
Laba bersih turun 25,5% YoY pada 1Q22 menjadi Rp10,4 miliar Peningkatan daya beli konsumen dapat mendorong performa Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp198 per saham Penurunan laba bersih dari kenaikan beban keuangan Laba bersih WMPP turun 25,5% YoY pada 1Q22 menjadi Rp10,39 miliar. Adapun, pendapatan WMPP naik 9,2% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,10 triliun, yang diikuti oleh kenaikan gross margin dari 14,0% pada 1Q21 menjadi 14,3%. Hal ini seiring dari kenaikan beban pokok sebesar 8,8% YoY pada 1Q22, namun cukup terkontrol ditengah kenaikan bahan baku terutama dari daging. Kemudian, beban umum dan administrasi tumbuh 6,1% YoY pada 1Q22 diakibatkan kenaikan beban gaji pegawai. Akan tetapi, WMPP berhasil mempertahankan margin operasional pada 8,5% pada 1Q22 dibandingkan 8,0% pada tahun sebelumnya. Adapun, WMPP membukukan kenaikan beban lain-lain sebesar 27,0% YoY pada 1Q22 ditengah kenaikan beban bunga. Meski demikian, dari segi neraca WMPP menunjukkan perbaikan dengan net gearing mencapai 0,5x pada 1Q22 dibandingkan 1,3x pada Desember 2021. Kontribusi pendapatan dari segmen utama carcass dan peternakan Pendapatan WMPP pada 1Q22 ditopang oleh segmen utama yakni carcass yang naik 12,5% YoY pada 1Q22 mencapai Rp608,0 miliar. Kontribusi segmen carcas terhadap pendapatan WMPP yakni mencapai 49,9% pada 1Q22, turun dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 52,0%. Kemudian, diikuti oleh segmen trading yang tumbuh 139,1% YoY pada 1Q22 menjadi Rp72,4 miliar, yang berkontribusi 5,9% terhadap pendapatan WMPP pada 1Q22, naik dibandingkan 2,9% pada tahun sebelumnya. Adapun, segmen pakan ternak naik signifikan 94,6% YoY pada 1Q22, yang berkontribusi 3,9% terhadap pendapatan WMPP. Kemudian, segmen peternakan sapi tumbuh 6,0% YoY pada 1Q22 dengan kontribusi mencapai 22,6% YoY. Margin segmen utama seperti carcass mencapai 14,2% pada 1Q22, sedikit turun dibandingkan 1Q21 mencapai 14,7%. Kemudian, margin segmen peternakan mencapai 13,0% pada 1Q22 dibandingkan 11,8% pada 1Q21. Margin segmen pakan ternak tumbuh dari 10,9% pada 1Q21 menjadi 15,0% pada 1Q22. Penguatan daya beli ditengah ancaman inflasi Kami memperkirakan pendapatan WMPP dapat tumbuh 35% YoY pada 1Q22 yang terdorong dari peningkatan mobilitas, optimisme konsumen yang terindikasi dari kenaikan IKK Juni 2022 yang mencapai 128,2 mendorong permintaan dari industri rumah makan dan juga ritel. Di sisi lain, kami menilai adanya peningkatan harga raw material ditengah inflasi harga dapat menjadi resiko bagi kinerja WMPP. Akan tetapi, kami percaya adanya kebijakan pemerintah untuk meredam inflasi dapat menjaga daya beli konsumen. Adapun, adanya wabah PMK juga dapat berdampak negative bagi WMPP terutama untuk segmen peternakan. Kendati dalam tren turun, harga jagung meningkat 6,0% YoY pada Juli 2022. Namun, dengan tren peningkatan inflasi terutama dari komoditas pangan dapat mendorong pemerintah untuk mendorong supply ayam, sehingga ASP untuk carcas cenderung akan stagnan. Rekomendasi BUY ditengah fundamental yang cukup kuat Kami mempertahankan rekomendasi BUY saham WMPP dengan target harga Rp198, yang menggambarkan PE 2022 pada 11,57x. Rekomendasi kami ini didasari dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) peningkatan permintaan yang tinggi ditengah peningkatan mobilitas dan daya beli konsumen; 2) produk komoditas karkas yang menjadi pilihan sumber protein; 3) rasio leverage yang terjaga. Namun, kami masih mencatat beberapa resiko yakni 1) inflasi yang mempengaruhi daya beli dan peningkatan beban dan kontraksi margin WMPP; 2) potensi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi 3) permintaan yang lebih lemah daripada proyeksi karena resiko pembatasan; 4) kenaikan supply ayam, sehingga ASP stagnan dan 5) adanya PMK.
Download