Back
Mining

AALI - Expecting solid performance despite lingering headwinds 2H22

Devi Harjoto, Alfiansyah 08 July 2022

Laba bersih tumbuh 197,6% YoY pada 1Q22 menjadi Rp483, 5 miliar Larangan ekspor CPO akan berdampak terbatas pada performa AALI Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp12.300 per saham Kenaikan laba bersih AALI kendati margin menurun Laba bersih AALI meningkat tajam 197,6% YoY pada 1Q22 menjadi Rp483,5 miliar. Perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh tidak adanya kerugian kontrak komoditas pada 1Q22 dibandingkan kerugian yang dicatatkan pada 1Q21 sebesar Rp390,0 miliar. Adapun, pendapatan yang tumbuh 30,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp6,6 triliun. Akan tetapi, GPM turun dari 18,5% pada 1Q21 menjadi 15,1% pada 1Q22 ditengah kenaikan beban pokok 30,7% YoY ditengah kenaikan bahan baku. Kemudian, beban operasional tumbuh 14,2% YoY pada 1Q22 ditengah kenaikan beban umum dan administrasi karena kenaikan community development, keselamatan dan lingkungan kerja dan beban karyawan. Namun, margin operasional turun dari 13,1% pada 1Q21 menjadi 10,4% pada 1Q22. Kemudian, AALI mencatatkan kenaikan pendapatan keuangan 90,3% YoY pada 1Q22 menjadi Rp23,9 miliar. Dari segi neraca, net gearing mencapai 0,08x pada 1Q22. Peningkatan ASP ditengah produksi yang ketat Kenaikan penjualan AALI pada 1Q22 ditopang oleh kenaikan ASP CPO sebesar 52,7% YoY. Sedangkan, volume produksi CPO justru turun 18,7% YoY pada 1Q22 menjadi 351.000, sedangkan produksi tandan buah segar juga turun 23,1% YoY. Kemudian, produksi kernel juga turun 14,1% YoY pada 1Q22 menjadi 74.000 MT. Penurunan produksi ini seiring dengan adanya musim kemarau sejak tahun 2019. Namun, secara QoQ, produksi CPO AALI meningkat 18,2% demikian juga dengan TBS yang juga tumbuh 22,6% QoQ. Performa diperkirakan tetap membaik, kendati ASP CPO turun pada 2H22 Kami memproyeksikan pendapatan AALI dapat tumbuh 8% YoY pada 2022 ditengah permintaan yang meningkat terutama dari domestic seiring dengan program diesel pemerintah, juga tingginya harga minyak global. Sehingga, kami memproyeksikan ASP CPO mencapai RM5.000 tahun ini. Akan tetapi, kami memproyeksikan harga CPO yang dapat terkoreksi pada 2H22 setelah pemerintah kembali membuka ekspor CPO, kenaikan produksi dan juga adanya potensi pelambatan permintaan dari Cina yang menerapkan kebijakan CPO yang dinamis juga adanya resiko resesi global akibat kenaikan suku bunga agresif terutama dari bank sentral global akibat inflasi. Adapun, India yang saat ini menjadi konsumen CPO juga berusaha untuk meningkatkan produksi minyak edible-nya sebagai respon dari kenaikan harga CPO sepanjang 1H22. Di sisi lain, pemerintah juga menerapkan pajak ekspor CPO jika tidak memenuhi DMO dengan USD488/ ton untuk CPO ditambah dengan pungutan maksimal USD200/ton untuk BPDPKS. Pertahankan rekomendasi “BUY” karena fundamental yang kuat Kami mempertahankan rekomendasi BUY saham AALI dengan target harga Rp12.300 per saham dengan mempertimbangkan: 1) valuasi yang atraktif dengan PE2022F pada 8,04x; 2) posisi yang kuat di pasar; 3) supply yang ketata disertai oleh pertumbuhan peningkatan mendorong ASP; dan 4) peningkatan harga komoditas minyak dan energy. Kami masih mencatat beberapa sentiment negative yakni 1) pembatasan Uni Eropa terhadap produk CPO; 2) pengetatan moneter yang dapat menurunkan pertumbuhan 3) potensi perubahan kebijakan biodiesel, DMO dan bea ekspor.

Download

Related Article

AALI - Astra Agro Lestari
AALI bagikan dividen interim Rp 99 per lembar
22 September 2016 See Detail
AALI - Astra Agro Lestari
AALI dan anak usaha tanda tangan AJBS Mitra Barito Gemilang
07 December 2016 See Detail
AALI - Astra Agro Lestari
Citi Recommend Maintain BUY/LR AALI - TP 27.860 (Upgrade from 27...
See Detail