Back
AALI - Astra Agro Lestari

CIMB (YU) - Plantation Sector Commentary - Recommend Maintain NEUTRAL PLANTATION SECTOR - Recommend

Sektor Perkebunan r Kemarin CIMB (YU) menghadiri seminar Programme Advisory Committee (PAC) yang dilaksanakan oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Salah satu makalah yang menarik perhatian YU adalah “Comparing the experience of Malaysian and Indonesian oil palm sectors over the past year” yang dipresentasikan oleh LMC Internasional; Dr James Fry. Berikut beberapa poin utama dari makalah tersebut adalah membandingkan Indonesia dan Malaysia dalam hal trend produksi minyak kelapa sawit dan kelapa kernel, dampak pajak ekspor pada industri pemrosesan kelapa sawit dan pandangan beliau mengenai prospek harga CPO. r Indonesia lebih menikmati penguatan pertumbuhan output kelapa sawit, dibandingkan Malaysia. Beliau mengungkapkan bahwa pertumbuhan suplai di Indonesia terjadi karena ekspansi pesat pada area perkebunan Indonesia pada 3 – 5 tahun terakhir (2006-2008) ketika harga CPO mengalami booming. r Harga kelapa sawit kernel kemungkinan mengalami penurunan karena kenaikan suplai dari Indonesia. Data beliau menunjukkan bahwa rasio PK terhadap CPO telah mengalami kenaikan di Indonesia dibandingkan trend penurunan di Malaysia. Beliau berkesimpulan bahwa terbatasnya suplai kelapa sawit kernel terjadi karena kombinasi dampak penurunan suplai kelapa sawit dan penurunan isi PK pada perkebunan buah sawit di Malaysia. Namun demikian perkiraan kenaikan pada CPO Indonesia dan produksi PK akan mengurangi keterbatasan dan mendorong kenaikan harga kelapa sawit kernel pada jangka menengah. r Sistem pajak ekspor di Indonesia menguntungkan investasi hilir di Indonesia. Pemerintah menggunakan sistem pajak untuk menekan harga minyak sayur. Secara tidak langsung pajak ekspor ini menyediakan bahan baku yang memiliki keuntungan biaya substansial dibandingkan Malaysia, terutama eksportir oleochemical, khususnya pada saat harga CPO tinggi seperti sekarang. r Berdasarkan penilaian beliau kenaikan harga saham kelapa sawit pada 4Q11 dapat menyebabkan penurunan RM 200/ton harga CPO dari level saat ini sebesar RM 3,100/ton. Beliau juga memberikan indikasi bahwa setiap penurunan USD 10 pada harga minyak mentah akan menurunkan harga CPO sebesar RM 200/ton dengan mengurangi visibilitas ekonomis biodiesel. r YU sependapat dengan observasi Dr Fry bahwa Indonesia akan mengalami pertumbuhan output lebih besar dibandingkan industri kelapa sawit Malaysia, karena area panen yang lebih luas dan perbaikan lahan. Hal ini terbukti dari statistik produksi bulanan yang dikeluarkan oleh perusahaan perkebunan yang YU cover. r Perkiraan Dr Fry sesuai dengan perkiraan harga rata – rata CPO YU sebesar RM 3,200 per ton pada 2011 dan RM 2,900 per ton pada 2012. Rata-rata perkiraan harga minyak mentah YU sebesar USD 105/barel pada 2011 dan USD 110 per barel pada 2012. Perkebunan di Singapura dan Indonesia akan diuntungkan dari tren kenaikan di Indonesia.

Related Research

Mining
AALI - Expecting solid performance despite lingering headwinds 2...
Devi Harjoto, Alfiansyah 08 July 2022 See Detail
Mining
AALI - Hampered by lower production
Devi Harjoto 12 September 2022 See Detail