ADHI - Spurred by new capital projects
Laba bersih ADHI tumbuh 28,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp8,7 miliar Perolehan kontrak yang lebih tinggi dari normalisasi dan IKN Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp900 per saham Efisiensi dan kenaikan bagian laba JV mendorong performa laba bersih Laba bersih ADHI tumbuh 28,7% YoY pada 1Q22 menjadi Rp8,68 miliar (- 77,3% QoQ). Namun, pendapatan turun 6,3% YoY pada 1Q22 menjadi Rp1,99 triliun (-52,5% QoQ). GPM menurun tipis dari 15,4% pada 1Q22 menjadi 15,3% pada 1Q22 ditengah penurunan beban pokok 6,1% YoY. Kemudian, beban operasional turun tipis 0,2% YoY pada 1Q22 ditengah penurunan beban penjualan 40,9% YoY. Namuan, margin operasional terkontraksi dari 8,3% pada 1Q21 menjadi 7,73% pada 1Q22. ADHI mencatatkan kenaikan bagian laba bersih JV 29,1% YoY pada 1Q22, didorong oleh proyek stadium multifungsi, pembangkit listrik Asahan, dan MRT fase 2. Akan tetapi, beban keuangan turmbuh 6,8% YoY pada 1Q22. Dari segi neraca, net gearing meningkat menjadi 1,6x pada 1Q22. Harapan dari kenaikan perolehan kontrak baru dari normalisasi mobilitas Pada 1Q22, ADHI telah membukukan kontrak baru sebesar Rp3,9 triliun, atau naik 129% YoY. Kami memperkirakan kontrak baru ADHI tahun ini dapat mencapai Rp15-Rp20 triliun tahun 2022, ditengah normalisasi kegiatan, tender yang tertunda pada tahun lalu dan pemulihan ekonomi, juga adanya proyek ibukota negara baru (IKN). Kami melihat rencana pemerintah yang berencana untuk membangun jalur kereta api pada IKN membuka peluang perolehan kontrak baru yang lebih tinggi bagi ADHI karena kompetensi perseroan pada infrastruktur rel. Kami memperkirakan potensi proyek ADHI pada tahun ini masih akan didorong oleh proyek infrastruktur yakni jalan tol, pergedungan, jaringan gas rumah tangga dan pengairan. Katalis dari naiknya perolehan kontrak baru dan dukungan PMN Kami memperkirakan pertumbuhan pendapatan ADHI mencapai 6% YoY pada 2022, ditengah ekspektasi kenaikan perolehan kontrak baru dari realisasi kontrak yang tertunda tahun lalu. Kemudian, kami melihat adanya realisasi pembayaran proyek dari berbagai proyek besar Tol Banda Aceh-Sigli, dan LRT tahun ini dapat mendorong likuiditas ADHI. Kami perolehan dana segar dari pembayaran proyek dapat memberikan ruang untuk perolehan kontrak baru, sehingga pendapatan meningkat, selain menyeimbangkan leverage ratio. Adapun, adanya pembangunan IKN juga akan mendorong kesempatan perolehan kontrak dalam jangka panjang. Management ADHI akan mendorong efisiensi, dan memperkuat permodalan seperti adanya PMN senilai Rp2 triliun, dan rencana penerbitan obligasi. Namun, kami mencatat adanya potensi kenaikan suku bunga pada 2H22 dapat mendorong beban bunga ADHI. Rekomendasi BUY ditopang oleh keunggulan terhadap infrastruktur rel Kami merekomendasikan “BUY” saham ADHI dengan target harga sebesar Rp900 per saham, yang merefleksikan 2021 PER sebesar 7,87x. Rekomendasi kami didasari oleh 1) perolehan kontrak baru yang lebih tinggi sehingga mendorong pendapatan; 2) potensi dana segar dari PMN dan pembayaran piutang proyek; 3) keunggulan ADHI pada proyek transportasi rel, sehingga berdampak positif terhadap segmen property melalui TOD yang membawa recurring income dan margin yang lebih baik dan 4) pendirian IKN. Namun, kami mencatatkan beberapa resiko antara lain 1) perolehan kontrak baru yang lebih lambat dibandingkan ekspektasi; 2) resiko leverage ratio dan peningkatan beban bunga seiring kenaikan suku bunga; 3) pengurangan anggaran infrastruktur pemerintah.
Download