INKP - Better consumer spending around the corner
Laba bersih INKP tumbuh 79,2% YoY pada 2021 menjadi USD527,1 juta Outlook positif dari tren belanja e-commerce baik dari global dan domestic Rekomendasi “BUY” dengan target harga Rp9.300 per saham Performa pendapatan dan efisiensi mendorong laba bersih Laba bersih INKP naik 79,2% YoY pada 2021 menjadi USD527,08 juta (+26.2% QoQ), yang ditopang oleh kenaikan pendapatan 17,8% YoY pada 2021 menjadi USD3,62 miliar (+17,8% QoQ). Sementara itu, GPM meningkat dari 28,9% pada 2020 menjadi 34,9% pada 2021 ditengah pertumbuhan beban pokok yang cenderung efisien yakni 7,8% YoY. Kemudian, beban operasional tumbuh terkendali 11,5% YoY pada 2021 dari beban penjualan dari freight. Sehingga, margin operasional meningkat dari 17,8% pada 2020 menjadi 24,4% pada 2021. Namun, INKP mencatat kenaikan beban keuangan 22,3% YoY menjadi USD241,3 juta. Sementara itu, INKP berhasil membalik rugi kurs USD3,12 juta pada 2020 laba kurs USD12,7 juta menjadi 2021. Dari segi neraca, net gearing membaik dengan 0,5x pada 2021. Didorong oleh segmen kertas industri dan tissue Performa pendapatan INKP yang meningkat didorong oleh penjualan dari kertas industri dan tissue tumbuh 28,7% YoY pada 2021. Hal ini mendorong kontribusi kertas industri dan tissue yang meningkat dari 38,1% pada 2020 menjadi 41,7% pada 2021. Disusul oleh segmen kertas budaya yang tumbuh 13,7% YoY pada 2021, namun kontribusinya menurun dari 30,1% pada 2020 menjadi 29,0% pada 2021. Kemudian, segmen pulp hanya tumbuh 8,5% YoY pada 2021, dengan kontribusi mencapai 29,3% turun dibandingkan 31,8% pada 2020. Dari segi profitabilias, margin kertas budaya dan pulp meningkat dari 18,8% pada 2020 menjadi 27,2% pada 2021. Sedangkan, margin untuk segmen kertas industri bertambah dari 16,7% pada 2020 menjadi 20,6% pada 2021. Adanya lockdown di Cina dapat berpotensi menurunan penjualan ekspor Kami memperkirakan pertumbuhan penjualan INKP sebesar 7% YoY pada 2022, dengan kontribusi ekspor dan pasar lokal stabil. Akan tetapi, kami melihat adanya peluang permintaan Cina yang berkurang pada 1H22, ditengah adanya lockdown yang dilakukan pemerintah Cina di Shanghai yang menjadi basis industri. Cina memperkirakan pertumbuhan PDB tahun ini lebih rendah 5,5% YoY tahun ini karena adanya resiko dari reformasi structural dan kebijakan zero covid-19 policy. Namun, disisi lain, kami memperkirakan adanya tren belanja e-commerce baik dari global maupun domestic, juga adanya perpindahan penggunaan dari plastik ke kertas untuk alasan lingkungan, ditambah dengan rencana pajak plastik mendorong permintaan dalam jangka panjang. Di sisi lain, kami memperkirakan adanya tantangan dari kenaikan harga komoditas dapat berpotensi mengkoreksi margin INKP. Adapun, kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman yang dapat menurunkan daya beli, sehingga menurunkan penggunaan kertas. Rekomendasi BUY, tren penggunaan kertas kemasan di industri e-commerce Kami merekomendasikan BUY dengan target harga Rp9.300 per saham, yang merepresentasikan valuasi PE’2022E pada level 5,62x. Rekomendasi kami berdasarkan beberapa faktor yakni 1) membaiknya performa seiring dengan perbaikan ekonomi global sehingga mendorong penjualan ekspor; 2) tren pertumbuhan belanja via online dan juga kesadaran ramah lingkungan yang tinggi yang menghindari plastik, juga kemungkinan penggunaan bea plastik mendorong permintaan terhadap kertas; 3) neraca yang terjaga sehingga memudahkan untuk berekspansi dan 4) penguatan USD. Namun, kami melihat beberapa resiko yakni 1) penjualan yang melemah dari Cina ditengah lockdown dan domestic karena kenaikan inflasi; 2) meningkatnya harga komoditas energy dan 3) kenaikan suku bunga FFR yang agresif, sehingga mendorong koreksi komoditas kertas.
Download